Forex Adalah - Para trader dan investor yang telah sukses dalam karirnya sebagian besar mendedikasikan pengetahuan dan waktunya guna mengembangkan dunia trading dan investasi seperti mendirikan perusahaan investasi, menjadi konsultan, komentator di berbagai media investasi dan bisnis, mengembangkan software trading, menulis buku, dan lain sebagainya. Kita bisa mengambil manfaat positif dari kisah perjalanan karir dan pandangan mereka tentang dunia trading dan investasi.
Richard J.Dennis adalah seorang fund manager, trader, penulis, dan mentor (coach) trading. Ia adalah presiden dari Dennis Trading Group Inc. dan vice-chairman dari C & D Commodities. Selain menulis artikel di The NewYork Times, The Wall Street Journal, dan Chicago Tribune, ia juga penggagas sistem turtle trading dan pendiri kursus trading on-line Turtle Trader. Dennis memulai trading di pasar saham dan komoditi dengan modal sendiri sejak usia 17 tahun dengan kinerja yang cukup mengesankan, sebelum menderita rugi yang sangat besar dan nyaris bangkrut pada saat crash pasar saham AS tahun 1987. Setelah istirahat cukup lama, tahun 1994 ia mulai trading kembali dengan strategi yang berbeda. Hasilnya setahun kemudian ia berhasil meraih keuntungan 108% dan 111% pada tahun 1996.
Richard Dennis lahir di Chicago, AS, pada tahun 1949. Ia tertarik pada trading di pasar komoditi sejak usia remaja karena kebetulan Chicago Mercantile Exchange berada dekat tempat tinggalnya. Pada saat masih kuliah di jurusan filosofi DePaul University Dennis sudah mulai trading dengan modalnya sendiri. Sebelum menuju kampus, ia selalu berkunjung ke Chicago Mercantile Exchange untuk melakukan transaksi pada account pribadinya, dan keesokan harinya ia melihat balance account tradingnya yang selalu bertambah alias profit.
Karena kinerja tradingnya yang bagus, nama Richard Dennis mulai dikenal hingga New York, pusat trading di AS. Dennis mulai trading dengan modal diluar milik pribadinya setelah banyak pihak memintanya untuk mengelola sejumlah dana. Karena cara tradingnya yang unik, ia sempat mendapat julukan ‘The Prince of the Pit’ oleh The New York Times.
Menurut pengakuannya, ia adalah pengikut trader terkenal saat itu Richard Donchian, bapak ‘trend following’. Saat mengelola account para client-nya ia juga masuk di pasar saham dan futures, dan karena ambisi untuk memperoleh profit dalam waktu singkat, ia juga menerapkan strategi pyramiding. Strategi ini sering kali berjalan dengan baik. Namun kemudian ia juga semakin agresif dengan seringnya menggunakan insting untuk memprediksi trend pergerakan harga hingga hampir seluruh account yang dikelolanya nyaris ludes saat terjadi crash pasar saham tahun 1987 yang dikenal dengan ‘Black Monday’. Dennis sendiri merugi jutaan dollar ditambah setumpuk hutang yang mesti dilunasi.
Setelah istirahat beberapa tahun, ia mulai bangkit lagi tahun 1994. Kali ini ia sangat berhati-hati dan tidak lagi menggunakan insting. Ia menciptakan sebuah sistem trading sendiri berdasarkan prediksi arah pergerakan trend yang dikombinasi dengan managemen resiko. “Pada kondisi pasar sekarang, trading dengan sistem yang jelas dan terarah adalah sangat penting. Itu adalah cara trading terbaik.” katanya. Sistem tradingnya menghasilkan sinyal-sinyal trading lengkap dengan rekomendasi entry dan exit. Konon turtle trading banyak mengadopdsi strategi sistem trading itu.
“Sekarang saya bukan hanya trader, tetapi juga peneliti, dan pengajar. Secara rutin saya selalu memperbaiki parameter-parameter dalam sistem trading saya untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Anda tentu tahu kondisi pasar begitu cepat berubah.” kata Dennis yang juga aktif dalam pemberantasan narkoba dan penulis buku ‘
Toward a Moral Drug Policy’ itu.
Sebagai mentor, apa nasehatnya bagi para trader pemula? “Apapun strategi yang Anda gunakan, jika Anda bertindak dengan benar maka pasti akan berjalan baik. Kuncinya adalah disiplin dan konsisten.” katanya.